­

.

.

Matematika Kue Kering

Sejak kecil, saya sudah hapal aroma vanili dan butter yang berasal dari oven berisi kue kering. Setiap menjelang Hari Raya Ied, keluarga besar kami berkumpul di kediaman Mbah selama beberapa hari. Kami membuat kue kering bertoples-toples: rasa keju, kenari, cokelat, gula halus, nanas, dan oh pokoknya banyak!

Semua resep kue berasal dari buku mungil bersampul merah milik Mbah, tertulis dalam bahasa Belanda campur Jawa. Hanya Mbah yang mengerti dan hanya beliau pula yang hapal seluruh isi buku itu.

Berpuluh-puluh tahun membuat kue kering tidak membuat para Bude dan Bulek ikut hapal komposisi bahan masing-masing jenis kue kering. Ketika Mbah meninggal dan buku bersampul merah mendadak tidak dapat ditemukan, mereka semua kelimpungan.

Yang lantas dijadikan narasumber baru adalah saya, gara-gara saya pernah tiga tahun bisnis kue kering saat masih duduk di bangku SMP dan karena saya dianggap satu-satunya yang masih hapal semua resep kue Mbah. Ya, dahulu memang saya berjualan dengan berbekal resep milik Mbah.

Mereka tidak tahu bahwa sesungguhnya saya tidak pernah menghapal resep-resep itu. Saya hanya paham matematika kue kering. Ada perbandingan tertentu yang lumayan baku -setidaknya bagi saya- dalam komposisi bahan kue kering.

1kg tepung terigu berbanding 4 butir kuning telur (untuk beberapa resep, putih telur juga dipakai) berbanding 325gr margarin berbanding 175gr butter/mentega berbanding 2sdm susu bubuk berbanding 1/4sdt garam. Bahan-bahan khusus seperti keju, kenari, gula, dll biasanya mengambil perbandingan 1/5 komposisi tepung.

Sederhana, kan? Tapi, biar saja mereka tetap tidak tahu. Menyenangkan rasanya ditelepon banyak kerabat menjelang Ramadhan untuk memberi mereka resep -yang tidak pernah mereka catat secara betul setiap kali mendapatkannya, sehingga tahun berikutnya mereka terpaksa menelepon saya lagi.

Selamat memasak!


*note: this post is part of 30 Days of MEME.

1 comment:

  1. Terima kasih atas resep nya kak. Ini bakal tak catat ya hehe

    ReplyDelete