.

.

Tapi, Tetapi

Kata [tapi] tidak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jaringan. Entah bagaimana nasib kata yang sama dalam KBBI cetak edisi keempat, namun apa yang bisa kita harapkan? KBBI cetak edisi keempat tidak mencakup kata [gudang].

ta·pi ? tetapi

Saya menyadari ini ketika saya sedang menulis Metropolis. Dengan rajinnya, saya memeriksa nyaris setiap kata yang saya gunakan menggunakan KBBI jaringan tersebut. Lucunya, kata [tapi] dianggap baku dalam salah satu (atau beberapa) buku pedoman eyd. Kata [tetapi] juga ada dalam buku panduan eyd tersebut. Kedua kata ini memiliki arti yang sama, [tapi] dan [tetapi] hanya dibedakan dengan tanda koma. Penulisan [tapi] tidak disertai koma, sedangkan [tetapi] disertai koma.

Sejak lama, pemahaman berdasarkan buku pedoman eyd itulah yang saya gunakan ketika menulis. Tentu saja saya tidak secara acak menggunakan kedua kata itu karena, curutnya, saya melankolis sehingga pemakaian [tapi] dan [tetapi] harus didasari alasan yang jelas. Saya memakai [tapi] untuk kalimat bertentangan yang pendek dan [tetapi] untuk kalimat bertentangan yang panjang. Ini berhubungan dengan napas pembaca. Ketika saya membuat kalimat bertentangan yang cukup (atau terlalu) panjang, saya butuh tanda koma untuk mengatur napas pembaca. Ketika itulah [tetapi] memiliki manfaat lebih dari sekadar menyambung dua kalimat.

Lalu, bagaimana dengan kenyataan bahwa [tapi] tidak ada dalam KBBI jaringan?

Secara pribadi, saya belum berminat mengubah aturan main saya. Sementara itu, sejumlah penerbit nampaknya tidak mempermasalahkan ini. Saya lupa dengan gagasmedia, namun grasindo memakai [tapi] dan juga [tetapi]. Keduanya disertai tanda koma. Nah, ini tentu saja merusak aturan main saya karena sang editor akan memberikan tanda koma di mana pun ada kata [tapi]). KPG lebih lucu lagi. Dia tidak mengakui keberadaan [tetapi]. Semua kalimat bertentangan, pendek ataupun panjang, menggunakan [tapi] dan tidak disertai tanda koma. Alasannya sederhana: hemat tinta. Aih, curutnya!

Nah, bagaimana dengan kalian?

5 comments:

  1. Ya Tuhan, nyaris tersedak pas bagian "hemat tinta", Mbak XD

    ReplyDelete
  2. mbak penasaran, apa arti dari kata "curutnya" yang muncul dua kali di tulisan ini? :D

    ReplyDelete