Hai, hai! Saatnya berbagi tips menulis.
Kali ini saya ingin membahas outline, salah satu elemen kesukaan saya dalam menulis novel. Saya sering sekali mendapat pertanyaan dari teman-teman, apakah saya membuat outline sebelum menulis novel. Jawaban saya adalah: ya, selalu. Bahkan, saya tidak bisa menyelesaikan sebuah novel tanpa outline.
Oke, pertama, apa itu outline? Bagi saya, outline adalah rencana. Saya selalu membuatnya seperti ini:
Outline Sakura Haru
Prolog: Rayyi di lobi Narita, terngiang surat Haru yang baru dia terima. Dari Narita, Rayyi naik kereta cepat ke Tokyo. Di perjalanan dia teringat pertemuan pertamanya dengan Haru.
Bab Sakura Dalam Bingkai
- Scene 1: Rayyi memotret fenomena 'halo' di atap gedung kampus. Sube menelepon, marah-marah karena Rayyi belum menyerahkan IRS.
- Scene 2: Rayyi dan teman-temannya; Sube, Andre, Bev; di kantin fakultas membahas pemotretan dan IRS. Rayyi ketahuan mengulang kuliah fotografi, padahal semester lalu dia dapat A. Mereka juga membahas seleksi pameran green peace. Rayyi gagal ikut pameran itu karena kalah dari mahasiswi Jepang bernama Haru.
- Scene 3: Sedikit narasi mengenai Rayyi yang kerja keras demi bisa ikut pameran green peace.
- Scene 4: Rayyi datang ke pameran green peace pada hari terakhir untuk melihat foto-foto Haru. Suasana sepi. Dia bertemu Haru yang sengaja berdiri di sebelah foto-fotonya. Foto-foto Haru adalah foto-foto sakura.
Bab Haru, Si Kepala Angin
- Scene 1: Rayyi bolos kuliah dan main ke JPC untuk melihat-lihat kamera digital idamannya yang tidak bisa dia beli. Dia melihat Erod Matin, fotografer terbaik asia, di sana dan mencuri dengar pembicaraan.
- Scene 2: Rayyi, Sube, Andre, Bev, di kantin membicarakan kabar Erod Matin akan menjadi dosen tamu di kampus mereka untuk kelas fotografi.
- Scene 3: Rayyi kuliah fotografi hari pertama. Sube, Andre, dan Bev menyusup. Kelas kosong. Erod Matin datang, mengabsen, dll. Haru telat dan bikin kacau sampai Rayyi kena hukum.
- Scene 4: Rayyi mengejar Haru untuk bikin perhitungan. Haru malah menabrak Rayyi. Majalah, buku, berantakan. Mereka berkenalan, lalu Haru pergi melupakan buku-bukunya.
...dan seterusnya sampai Epilog. Outline mirip kerangka. Jika kita menulis berdasarkan itu, novel kita tidak akan melantur. Outline membantu kita mengatur alur, ritme, tempo, dan komposisi.
Nah, seringkali pembuatan outline tidak lancar. Kita punya beberapa ide, tetapi ide-ide itu tidak cukup banyak untuk membentuk sebuah novel, sehingga novel kita punya banyak lubang. Kita tahu bagaimana awal dan akhir cerita novel kita, tetapi kita tidak punya bayangan detail tentang apa yang terjadi di tengah-tengah itu.
Saya mengalami hal serupa ketika baru mulai menulis Sakura Haru. Saya tahu isi lima bab di awal, lima bab di akhir, tetapi delapan bab di bagian tengah blank. I mean, totally blank. Such a pain, right? Lalu, untuk menemukan harta karun yang tersembunyi saya membuat daftar scene yang akan terjadi di cerita. Bentuknya seperti ini:
Langkah selanjutnya adalah mengatur scene-scene itu ke dalam bab-bab sesuai alur yang diinginkan hingga tidak ada lagi lubang dalam outline. Scene yang sudah mendapat tempat dicoret untuk memudahkan proses. Saya melakukan metode yang sama dalam Home dan Metropolis.
Tetapi, setelah peletakan tersebut, pekerjaan belum selesai. Terkadang kita belum mendapat urutan bab yang tepat. Biasanya ini terjadi saat kita membuat novel yang memiliki alur maju-mundur atau konflik majemuk. Berikut adalah contoh daftar bab Metropolis di tengah-tengah penulisan:
Fixed chapter adalah bab-bab yang urutannya telah pasti. Sementara itu floating chapter adalah bab-bab yang belum jelas posisinya.
Kita bisa bereksperimen, mencoba berbagai urutan bab, sambil memeriksa ritme cerita. Dengan sendirinya nanti urutan yang pas akan muncul. Well, tidak dengan sendirinya, sih. Dibutuhkan kerja ekstra dan ketekunan untuk menyelesaikan sebuah outline. Ada beberapa teknik yang lebih advance. Saya akan share lain kali.
Kita bisa bereksperimen, mencoba berbagai urutan bab, sambil memeriksa ritme cerita. Dengan sendirinya nanti urutan yang pas akan muncul. Well, tidak dengan sendirinya, sih. Dibutuhkan kerja ekstra dan ketekunan untuk menyelesaikan sebuah outline. Ada beberapa teknik yang lebih advance. Saya akan share lain kali.
Demikian tips singkat tentang outline. Semoga ini bisa membantu teman-teman yang sedang menulis novel, tetapi tidak selesai-selesai. Saran saya, kembali ke awal dan buatlah outline. Be more organized. Percayalah, segala jerih payah kita akan berbuah manis.
Wah, tipsnya boleh juga Tante Wind.. :D
ReplyDeletebeneran keren .. makasih postingannya, ijin share yah :)
Deletewiiih, kereeen :D
ReplyDeletejadi gitu ya caranya, pake whiteboard segala :D
@Ayu: sharing berdasarkan pengalaman pribadi aja :D
ReplyDelete@Fenty: beda-beda setiap penulis. kalau aku memang harus corat-coret :D. makin besar bidangnya, makin doyan hahaha
salam kak, gue april. rencananya pengen nulis novel based on true story sih, cuma gue bingung mau mulainya dari mana. mohon bimbingannya ^^
ReplyDeletehai April. yuk, nulis :). mulai dengan menuliskan ide dasar, lalu mengembangkannya sampai menjadi plot :)
DeleteMetodenya Mbak rumit banget ya, Mbak. Saya juga suka bikin outline, tapi kadang gak sadar. Maksudnya, iseng nulis-nulis di jurnal gitu, eh ternyata tulisan iseng itu outline cerita.
ReplyDeleteKalau saya, "isi-isi" outline itu gak bisa dipaksakan. I mean, saya tidak memperbolehkan diri sendiri memaksakan suatu adegan atau kejadian untuk terlibat dalam cerita. Tapi metode saya agak-agak mirip dengan Mbak Windry, terutama pas bagian "Lalu, untuk menemukan harta karun yang tersembunyi saya membuat daftar scene yang akan terjadi di cerita."
Cuman, scene-scene itu saya biarkan muncul dengan sendirinya, menghampiri saya tanpa dipaksa, jadi saya gak perlu mencari-cari mereka. Kadang saya cuma "mengundang" dengan memikirkan suatu hal yang berhubungan dengan cerita. Biasanya, ide-ide untuk scene itu juga akan datang seperti ikan koi merubung palet yang sudah saya tebar hehe :D
merancang berbeda dengan memaksakan. saya lebih suka mengejar ikan karena terbiasa bergerak cepat. dengan begitu, kita selalu aktif dalam proses kreatif dan tidak ketinggalan perahu karena terlalu lama menunggu kail digigit :)
DeleteBantu banget....kebetulan saya ditantang sama teman saya buat nulis novel...tapi saya buta soal novel....terima kasih yah....
ReplyDeletesama-sama. terima kasih sudah berkunjung. selamat menulis, ya :)
Deletemetodenya hampir sama, Win...
ReplyDeletecoret2 di kertas juga.
cuma kamu kayaknya lebih rajin dan lebih niat bikin sampai detail gitu. Pake whiteboard pulak :D
Aku pake sistem kartu warna warni yg ditempel di gabus haha...
oke, harus belajar menjadi lebih rajin dan sangat detail spt kamu kayaknya.
thx for sharing! :*
aku juga sempat mau pakai kartu warna-warni. menurutku, itu lebih efisien, karena kartunya bisa dipindah-pindah sesuka hati. menulis di papan lebih repot, say. kalau ada yang berubah, harus dihapus dan diganti huhuhu.
DeleteKakak Windry tipsnya keren! Metropolis-nya juga! Lima bintang buat kakak di Goodreads :D
ReplyDeleteterima kasih. setiap ada pembaca yang menyukai Metropolis, aku selalu super bahagia :')
Deletekak, biasanya dalam satu novel itu ada berapa halaman di microsoft word kakak? dan itu bisa berakumulasi jadi berapa halaman di novel?
ReplyDelete135-160 halaman A4 spasi 1, font times new roman 12. biasanya jumlah halaman di novel dua kali jumlah halaman di word.
DeleteMakasih Kak Windry, Tips nya boleh banget dicoba nih :)
ReplyDeletesilakan dicoba :)
Deletekerenn kerennn detail banget cara pembuatannya,terimakasih kak
ReplyDeleteterima kasih. selamat mencoba.
Deletedapat pencerahan sehabis baca postingan ini..thanks, Mbak, udah sharing :D
ReplyDeletesama-sama. terima kasih sudah mampir. selamat menulis :)
DeleteThanks berat kak Windry tipsnya! ^^ Salam kenal, aku Monik :) aku juga udah buat outline begitu kak, tapi ya itu tadi suka ada 'scene baru' yg tiba-tiba muncul. Dan ujung"nya bingung mau dimasukin dimana, huhuhu~ dan suka nggak komit nih akunya, jadi belum kelar sampai sekarang. But, i'll always try kak. Thanks sekali lagi tipsnya :))
ReplyDeletesekali diubah, plot harus diperiksa lagi secara keseluruhan, agar cerita dan detail konsisten. sebaiknya sebelum membuat plot final, pertimbangkan beberapa alternatif. setelah final, jangan diubah terlalu banyak. takutnya malah menghambat kita menyelesaikan naskah. selamat menulis, ya :)
DeleteLagi buntu buat ide lomba, baca postingan ini bener-bener mood booster. aku bakal mengulang dari awal, bikin outline yang lebih rapi. Thanks Mbak Windry, a lot ^^
ReplyDeleteyou're welcome. selamat menulis! :)
Deletekak. thanks atas segala ilmunya. :) ini berguna banget.
ReplyDeletesama-sama. syukurlah kalau berguna :)
DeleteTerima kasih banyak, sharing dari Mba sangat membantu. Saat ini saya sedang mencoba membuat cerita karena diajak join wattpad sama teman, tapi pas di keenam ide saya langsung mandek. Bingung gimana mau nyambungin ke bab selanjutnya.. saya akan coba membuat outline, semoga hal itu bisa membantu saya dalam menemukan kisah "penyambung"
ReplyDeleteSalam,
Lila
sama-sama. aku senang bisa membantu. selamat menulis :)
Deletesama-sama. terima kasih sudah berkunjung :)
ReplyDeleteIt helps a lot. thank you, kak!
ReplyDeleteSalam kenal, Mbak. Tulisannya membantu. Selama ini bikin outline selalu cuma jadi hiasan notebook doang. Malah sering nulis spontan tanpa outline, tapi ujung-ujungnya stuck di satu bagian dan begitu mau nyambungin ke bagian selanjutnya ada aja yang miss n janggal. Ujung-ujungnya rombak tulisan jadi sekadar cerpen. Sekalinya ada outline, saya selalu bingung mulainya. Ngerangkai kalimat-kalimat awal itu sulit banget! Sering saat keasikan nulis, tau-tau ceritanya melenceng dari plot awal. Abis itu mood ilang. Saya mau coba metodenya mbak, siapa tahu berhasil. Terima kasih.
ReplyDeletethanks yah....
ReplyDeletesalam kenal yah...
Lengkap bener tipsnya mba, sip. Semoga saya juga keturutan seperti mba. menjadi novelis + blogger. :D
ReplyDeleteLaptop gaming | Mobil Honda hybrid
Makasih banyak mba, salam kenal ya. Sangat bermanfaat sekali..
ReplyDeletebener banget..tapi Bingung gimana mau nyambungin ke bab selanjutnya.. saya akan coba membuat outline, semoga hal itu bisa membantu saya dalam menemukan kisah "penyambung"..hehe
DeleteAku pake sistem kartu warna warni yg ditempel di gabus haha...
ReplyDeleteoke, harus belajar menjadi lebih rajin dan sangat detail spt kamu kayaknya.
thx for sharing! :*
Sayapun sering membaca outline terlebih dahulu sebelum membaca isi novel, karena kia bisa tahu apa isi cerita novel sebenernya
DeleteSaya memang butuh yang seperti ini. :)
ReplyDeleteWisata Kuliner Bandung Streaming Android Peluang Bisnis Mahasiswa
Mantab.. teruslah berkreasi mba..
ReplyDeletebagus banged tipsnya mba, moga saya bisa belajar dari blog ini. saya baca-baca dulu artikel lainnya mba..
ReplyDeleteSalam Kenal Kak, tipsnya keren banget, love it, makasih Kak Windry
ReplyDeleteDi tempat saya juga banyak yang membuat seperti itu, terima kasih atas sharingnya. :)
ReplyDeletePengen belajar membuat novel, ternyata itu tipsnya
ReplyDeleteujung"nya bingung mau dimasukin dimana, huhuhu~ dan suka nggak komit nih akunya, jadi belum kelar sampai sekarang. But, i'll always try kak. Thanks sekali lagi tipsnya :))
ReplyDeleteSaya berkali-kali berhenti menulis gara2 alur dan adegan yang kacau. Ternyata memang outline adalah solusi terbaik. Trm kasih infonya. Membantu bgt.
ReplyDeleteWah info ini yang saya butuhkan, terima kasih atas aratikelnya yang bermanfaat.
ReplyDeletebagus banged tipsnya mba, moga saya bisa belajar dari blog ini. saya baca-baca dulu artikel lainnya mba..
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMantap artikelnya, jadi tambah wawasan. Thanks for share.
ReplyDeleteThanks for sharingnya nih WInd..Jujur, aku belum pernah bikin novel dengan outline sedetil itu. Ini benar2 ilmu baru buat aku. Dulu pernah diajarin dalam kelas menulis skenario tapi ya hanya garis besar. sekali lagi BIG THANKS :)))
ReplyDeleteKeren artikelnya
ReplyDeleteWahh, menginspirasi. Terimakasih mbak :)
ReplyDeleteanjaay ini sama kayak caraku. kita sehati kak hahaha
ReplyDeleteWah bisa dicoba untuk kita aplikasikan nih
ReplyDeleteAn interesting discussion is definitely worth comment. There's no doubt that that you need to publish more about this subject matter, it might not be a taboo subject but typically folks don't speak about these issues. To the next! All the best!! outlook sign in
ReplyDeletehai, kak. makasih banget ilmunya. bener-bener ngebantu untuk ngonsep satu cerita
ReplyDeleteHalo Kak! Terima kasih atas ilmunya. ��
ReplyDeleteP.S. ini saya komen di 2022 :)