.

.

Last Forever: Lana Lituhayu Hart

Lana Lituhayu Hart 

Lana Lituhayu Hart lahir ketika saya bertanya-tanya, seperti apakah perempuan yang bisa membuat seorang Samuel Hardi bertekuk lutut.

"Dia harus sempurna," kata seorang teman, "kalau tidak, Samuel hanya akan menyukainya secara parsial, lalu meninggalkannya setelah bosan." Teman saya benar.

Perempuan itu tidak boleh hanya cantik. Dia harus memiliki kualitas-kualitas yang menjadikannya setara dengan Samuel. Mereka harus sama kuat. Perempuan itu harus bisa menawarkan perebutan dominasi dalam hubungan mereka. Dia tidak boleh bisa dikuasai begitu saja. Dan, pada saat yang bersamaan, dia tidak membicarakan komitmen. Karena, begitu perempuan membicarakan komitmen, Samuel akan meninggalkannya juga.

Itulah Lana. Menarik, cerdas, bebas, mandiri, dan tidak ingin menikah. Sempurna.

Tetapi, saya ingin dia memiliki sifat yang berbeda dengan Samuel. Saya ingin dia lebih menyenangkan, lebih spontan, tidak sinis, tidak penuh perhitungan. Dia memiliki sifat yang bisa membuat Samuel jengkel. Dia sulit dikuasai--tetapi itu tantangannya bukan? Dan, dia selalu tidak terduga.

Di sisi lain, dia manja dan jail. Dia senang bermain, senang membiarkan lelaki bertanya-tanya mengenai dirinya. Jadi, dia adalah perempuan yang pasti kau inginkan, terkesan menginginkanmu, tetapi tidak akan mungkin kau miliki.

Lana yang demikian yang--saya rasa--cocok untuk Samuel.

Sosoknya menjelma utuh begitu saya memberinya masa lalu, hal yang kemudian memengaruhi caranya memandang hubungan lelaki dan perempuan, yang menyebabkannya membenci komitmen. Lalu, dengan sendirinya, ini menjadi inti cerita Last Forever. Dan, ini rahasia kita, ketakutannya adalah ketakutan saya juga. Kami menyimpan kegelisahan yang sama.

3 comments:

  1. Mbaaak...PO dipercepat ajalah. Udah ga sabar nungguuuu..... :|

    ReplyDelete
  2. Semakin banyak karyanya, semakin kerennn tulisannya. jadi gak sabar nulis terus. gaspollll hahahha

    ReplyDelete