.

.

(Tips) Menemukan Gagasan Menulis

oleh AS Laksana dan Yusi Avianto Pareanom
(dengan sedikit penambahan)

Seberapa banyak kau menulis (taruhlah, cerpen fiksi)? Seberapa cepat? Jika kau berada dalam situasi di mana kau harus menulis satu cerpen setiap satu hari, apa saja yang akan kau tulis selama satu bulan? Itu berarti, kau harus menulis 30 cerpen dan kebanyakan orang akan berkata, "Aih... kurasa, aku tidak akan bisa melakukannya," atau dia akan mencoba melakukan itu tapi bertahan hanya beberapa hari saja setelah di hari ketujuh dia kehabisan ide.

Pernah bertanya, dari mana sebenarnya gagasan-gagasanmu berasal?

Kebanyakan penulis akan menemukan kesulitan menjawab pertanyaan di atas. Bahkan penulis-penulis besar yang produktif. Penulis pemula atau orang yang baru memutuskan akan menulis selalu menganggap bahwa ide seperti ikan legendaris yang muncul pada musim-musim tertentu. Sesungguhnya, kita menghadapi bahan melimpah ruah untuk ditulis, dijadikan cerita pendek atau novel. Kita mengenal dongeng, mitologi, takhyul, dan sebagainya; kita menghadapi keseharian; kita membaca berita; kita menikmati berita gosip para artis; kita mendengar gunjingan tetangga. Dan kita membaca buku. Bagi seorang penulis, atau orang yang ingin menjadi penulis, atau siapa saja tidak harus penulis, kegiatan membaca buku itu penting sekali.

Jika kau sudah tahu apa yang akan kau tulis, tulis saja. Kau bisa memulai dari mana saja, tidak ada yang melarangmu menulis dari mana pun, atau dengan kalimat pertama apa pun. Jika kau ingin menulis tapi tidak tahu apa yang akan kau tulis, yang perlu kau lakukan tetap sama: menulislah! Menulis adalah ikhtiar untuk mengubah kata 'ingin' menjadi 'tindakan' menulis.

Kau tidak tahu cara memulai? Atau tidak tahu teknik menulis?

Ada banyak buku teknik menulis dan buku-buku semacam itu mungkin akan memberi bekal kepadamu, atau setidaknya mengenalkan dasar-dasar kepenulisan. Atau apes-apesnya, sudah mencoba memotivasimu. Kau beruntung jika di dalam halaman-halaman buku semacam itu, kau menemukan berbagai strategi yang memudahkanmu menulis. Atau teknik-teknik yang bisa memacu kreativitasmu. Atau sejumlah trik yang membuatmu bisa menulis lancar setiap hari.

Gairah Para Pemula. Jika tekatmu cukup kuat dan kau bisa mempertahankan kekuatan tekat itu selamanya, kau akan terus bergairah untuk belajar cara menghasilkan tulisan bagus. Kau akan terus bertanya: "Bagaimana cara menghasilkan tulisan yang baik?" atau "Bagaimana cara menulis lancar?" atau "Bagaimana cara memikat pembaca sejak kalimat pertama tulisan saya?"

Kunci Kontak. Untuk mengejutkan dunia dengan tulisanmu, kau harus memiliki kunci kontak untuk menghidupkan mesin kreativitasmu (seperti sebuah mobil). Selanjutnya, kita memerlukan keterampilan untuk mengendalikan laju mesin kreativitas kita itu (sebuah mobil memerlukan sopir) dan mungkin berbagai strategi. Untuk membuatmu bisa memulai tulisan dengan cara apa saja, atau untuk menggali gagasan, atau sekadar menggerakkan tangan dan minatmu menulis.

Latihan Setiap Hari. Misalnya, menyelesaikan sebuah cerpen dalam waktu dua jam pada setiap pagi hari, dan membaca satu buku paling lama dua hari. Ini kira-kira sama dengan yang dijalani oleh orang-orang lain di lapangan lain jika mereka berkehendak menjadi lebih mahir. David Beckham berlatih menendang bola setiap hari. Para perenang, pemain badminton, dan tukang gado-gado juga melakukan latihan setiap hari. Latihan setiap hari akan membuatmu semakin terampil.

Antusiasme. Para juara di lapangan selalu menunjukkan watak yang sama di semua lapangan yang mereka geluti: mereka antusias!

Meniru. Pada mulanya mungkin seorang penulis melakukan beberapa peniruan (bukan penjiplakan); itu proses yang wajar untuk akhirnya menemukan otentisitas. William Faulkner dan Ernest Hemingway belajar dari cara Sherwood Anderson berkisah. Hemingway dan Faulkner saling mengejek dan keduanya sama-sama peraih Nobel. Gabriel Garcia Marquez memungut teknik Faulkner dan mengagumi Hemingway dan kemudian memberontak. Peniruan di awal-awal kelahiran adalah proses yang wajar; sewajar bayi menirukan apa saja yang mengitarinya, sebelum akhirnya menjadi manusia dewasa yang berbeda dari manusia-manusia dewasa lainnya.

Jadi... menulislah! Banyak yang bisa ditulis:

1. Silakan berandai-andai. Apa jadinya jika saya bisa membaca pikiran orang lain?
2. Pinjam kalimat dalam novel yang ditulis oleh pengarang yang baik dan lanjutkan dengan kat-katamu sendiri. Ingatlah, bahwa sebuah novel yang baik biasanya dibuka dengan kalimat yang menarik.
3. Jawablah pertanyaan. Siapa namamu? Kapan kau lahir?
4. Buatlah sarang laba-laba.
5. Ambil tiga kata secara acak dan buatlah satu paragraf yang mengandung ketiga kata tersebut.
6. Dan sebagainya.

Selamat menulis!

15 comments:

  1. @Ayu Abdillah. emang :(. maklum, say. standardnya Yusi Avianto dan AS Laksana. tapi tetap aku posting, barangkali bisa diicip dikit-dikit. masih banyak nih tips dari mereka, belum aku ketik saja.

    ReplyDelete
  2. Hai Mbak Windry. Setelah mencoba nulis dan bisa selesai, ternyata konflikku dataaar banget. Nah gmn sih bikin konflik yg ciamik? TFS.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, Saptorini. selamat, ya, sudah menulis dan selesai (selesai adalah hal yang sangat penting, di luar apakah hasilnya bagus atau datar ^^)

      konflik yang greget biasanya merupakan konflik yang menempatkan tokoh utama kita pada situasi genting atau situasi yang akan mengubah jalan hidup dia seterusnya. biasanya, dia di antara hidup atau mati, sukses atau gagal, atau di antara dua pilihan terpenting dalam hidup.

      sebelum menulis, saat kita mengembangkan ide, buatlah berbagai kemungkinan konflik yang bisa terjadi. dengan begitu, kita tidak terpaku pada apa yang sudah terpikir, melainkan juga menemukan konflik-konflik baru. jika punya pilihan lebih dari satu konflik, kita bisa membandingkan dan memilih yang paling berpotensi :).

      hope it helps, ya. terus menulis, dear :)

      Delete
    2. Makasih udah jawab. Smg nggak bosen kalau kapan2 aku tanya lagi :) Seneng kenal penulis yg nggak pelit kasih ilmu dan tips.

      Delete
    3. sama-sama. terima kasih sudah berkunjung ;)

      Delete
  3. kak, aku juga lagi buat novel amatir -_-
    aku coba ngikutin sedikit bumbu dari montese, bukannya ngejiplak kok kak, aku juga nanti minta komentar sama temen aku.. judul novel amatir ku Sakura di Sore Hari ^_^
    maaf ya, aku masukan sedikit bumbu2 montese :P

    ReplyDelete
  4. Hai Kak Windry, saya sudah menyelesaikan novel saya, kemudian saya cetak melalui nulisbuku.com
    Setelah saya mendengar respon para pembaca, semuanya berkomentar positif & emosi mereka luar biasa bahkan sampai ada yg meneteskan air mata.
    Tapi, menurutku kalau aku baca sendiri, kok rasanya saya sendiri biasa saja, itu kenapa ya? Apa memang sudah terbiasa dengan alurnya? Mohon penjelasan :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, Banon. selamat karena sudah menyelesaikan novelmu :). saya ikut senang. seringnya, penulis memang begitu. alasannya persis seperti yang kamu katakan, kita sudah hapal alur dan isinya. yang penting, pembaca menyukai karyamu. itu sebuah prestasi :)

      Delete
  5. kak.. kakak biasanya menulis novel butuh berapa lama waktunya? :)

    ReplyDelete
  6. halo kak, rekom beberapa buku dong yang baik dan benar buat mendatangkan ide :))
    makasih

    ReplyDelete
  7. Hai Mbak Windry. Setelah mencoba nulis dan bisa selesai, ternyata konflikku dataaar banget. Nah gmn sih bikin konflik yg ciamik? TFS.

    ReplyDelete