Saya ingin bercerita sedikit tentang naskah terbaru yang selesai ditulis akhir Juni lalu. Belum ada judul. Untuk sementara, saya menyebutnya 'Hanna & Kai'. Naskah ini contoh bahwa ide bukan ditunggu, melainkan dicari.
Tidak lama setelah saya menyerahkan London, sekitar akhir Januari mungkin, Christian Simamora bertanya kepada saya, "Lagi nyari naskah new adult, nih. Kira-kira kamu bisa nggak, ya?" Saya bertanya balik dengan lugu, boleh juga disebut beloon, "New adult kayak apa, sih?" Lalu, Christian memberi saja tautan ini.
Saya main ke tautan itu. Dan, oh, saya sempat mengerjap-ngerjapkan mata sebentar sambil mengerutkan dahi di hadapan laptop. Kumpulan sampul buku new adult lumayan (lebih dari lumayan, sebenarnya) provokatif. Sebagian besar menampilkan pasangan muda yang intim--berpelukan erat atau (hendak) berciuman. Lekas saya teringat pada buku-buku dewasa. Tidak semua, memang. Ada juga yang tidak membuat jantung berdebar. Berdebar karena saya takut diminta menulis adegan panas.
Tetapi, sebenarnya, new adult adalah genre yang dianggap bisa menutup gap di antara young adult dan adult. Selama ini, kehidupan remaja yang tengah beranjak dewasa tidak terlalu mendapat tempat. Tokoh-tokoh mahasiswa jarang dikisahkan. Mahasiswa (atau pemuda dan gadis usia itu) dianggap bukan remaja lagi, tetapi juga belum sepenuhnya dewasa. Mereka sudah bisa tinggal terpisah dari orangtua, tetapi juga masih menerima bantuan finansial. Setengah dewasa.
Inti konflik mereka adalah tersesat. Hilang arah. Kalau tidak berbuat gila, mereka berbuat bodoh. Yang mana pun, itu berujung pada masalah.
Baru saya sadar, Montase adalah new adult. New adult gaya Indonesia, tentu saja. Untuk new adult yang ini, saya ingin memperbanyak unsur roman. Saya juga ingin kisahnya lebih kompleks, lebih gelap, dan tokoh-tokohnya lebih tua beberapa tahun. Hanna dan Kai di ujung masa kuliah mereka.
Saya tertarik pada ide ini. Dua orang terluka (bukan karena cinta--mari jangan membuat kisah ini membosankan). Masing-masing memiliki beban masa lalu. Karena suatu hal, Hanna merasa dunia bukan tempat yang aman. Sementara itu, karena suatu hal juga, bagi Kai, dunia tidak punya tempat untuknya. Hanna takut kepada lelaki. Kai berengsek, senang mempermainkan perempuan. Mereka bertemu, lalu bagaimana? Ada yang berkata, konflik tidak diciptakan. Konflik lahir dari persinggungan karakter-karakter.
Saya datang menemui Christian membawa sinopsis, pengembangan tokoh, dan plot pertama. Kami berdiskusi (bersama Michan juga, editor baru Gagasmedia) dan mereka memberi beberapa masukan penting. Dengan ide yang lebih matang, saya pun meneruskan proses menulis.
Setelah tiga kali menggunakan sudut pandang orang pertama, saya mencoba kembali pada sudut padang orang ketiga. Itu sulit pada awalnya karena saya telah terbiasa menyebut 'aku', bukan 'dia'. Tetapi, ini adalah kesempatan baik untuk belajar lagi. Selamanya, kita belajar, bukan?
Lalu, seperti Montase, saya bermain santai dengan alur linear. Bedanya, ada dua alur karena baik Hanna maupun Kai sama-sama punya cerita.
Ah, ya. Selain Hanna dan Kai, ada Gitta (ya, dengan dua t) yang cantik tapi sinis dan Jun yang berpembawaan tenang tapi tidak bisa dibantah. Ada pula jazz, band, kedai kopi, kafe musik, laut, kisah putri duyung kecil, dan taman di atap.
Saat ini, naskah sudah selesai ditulis dan sedang dibaca oleh penerbit. Semoga mereka suka. (Doakan saya).
Tidak lama setelah saya menyerahkan London, sekitar akhir Januari mungkin, Christian Simamora bertanya kepada saya, "Lagi nyari naskah new adult, nih. Kira-kira kamu bisa nggak, ya?" Saya bertanya balik dengan lugu, boleh juga disebut beloon, "New adult kayak apa, sih?" Lalu, Christian memberi saja tautan ini.
Saya main ke tautan itu. Dan, oh, saya sempat mengerjap-ngerjapkan mata sebentar sambil mengerutkan dahi di hadapan laptop. Kumpulan sampul buku new adult lumayan (lebih dari lumayan, sebenarnya) provokatif. Sebagian besar menampilkan pasangan muda yang intim--berpelukan erat atau (hendak) berciuman. Lekas saya teringat pada buku-buku dewasa. Tidak semua, memang. Ada juga yang tidak membuat jantung berdebar. Berdebar karena saya takut diminta menulis adegan panas.
Tetapi, sebenarnya, new adult adalah genre yang dianggap bisa menutup gap di antara young adult dan adult. Selama ini, kehidupan remaja yang tengah beranjak dewasa tidak terlalu mendapat tempat. Tokoh-tokoh mahasiswa jarang dikisahkan. Mahasiswa (atau pemuda dan gadis usia itu) dianggap bukan remaja lagi, tetapi juga belum sepenuhnya dewasa. Mereka sudah bisa tinggal terpisah dari orangtua, tetapi juga masih menerima bantuan finansial. Setengah dewasa.
Inti konflik mereka adalah tersesat. Hilang arah. Kalau tidak berbuat gila, mereka berbuat bodoh. Yang mana pun, itu berujung pada masalah.
Baru saya sadar, Montase adalah new adult. New adult gaya Indonesia, tentu saja. Untuk new adult yang ini, saya ingin memperbanyak unsur roman. Saya juga ingin kisahnya lebih kompleks, lebih gelap, dan tokoh-tokohnya lebih tua beberapa tahun. Hanna dan Kai di ujung masa kuliah mereka.
Saya tertarik pada ide ini. Dua orang terluka (bukan karena cinta--mari jangan membuat kisah ini membosankan). Masing-masing memiliki beban masa lalu. Karena suatu hal, Hanna merasa dunia bukan tempat yang aman. Sementara itu, karena suatu hal juga, bagi Kai, dunia tidak punya tempat untuknya. Hanna takut kepada lelaki. Kai berengsek, senang mempermainkan perempuan. Mereka bertemu, lalu bagaimana? Ada yang berkata, konflik tidak diciptakan. Konflik lahir dari persinggungan karakter-karakter.
Saya datang menemui Christian membawa sinopsis, pengembangan tokoh, dan plot pertama. Kami berdiskusi (bersama Michan juga, editor baru Gagasmedia) dan mereka memberi beberapa masukan penting. Dengan ide yang lebih matang, saya pun meneruskan proses menulis.
Setelah tiga kali menggunakan sudut pandang orang pertama, saya mencoba kembali pada sudut padang orang ketiga. Itu sulit pada awalnya karena saya telah terbiasa menyebut 'aku', bukan 'dia'. Tetapi, ini adalah kesempatan baik untuk belajar lagi. Selamanya, kita belajar, bukan?
Lalu, seperti Montase, saya bermain santai dengan alur linear. Bedanya, ada dua alur karena baik Hanna maupun Kai sama-sama punya cerita.
Ah, ya. Selain Hanna dan Kai, ada Gitta (ya, dengan dua t) yang cantik tapi sinis dan Jun yang berpembawaan tenang tapi tidak bisa dibantah. Ada pula jazz, band, kedai kopi, kafe musik, laut, kisah putri duyung kecil, dan taman di atap.
Saat ini, naskah sudah selesai ditulis dan sedang dibaca oleh penerbit. Semoga mereka suka. (Doakan saya).
oalah gagas lagi nyari buat new adult? aku juga bikin novel nih mbak, kayaknya genre-nya masuk deh :D. nyoba ahhhh.
ReplyDeleteBtw, can't wait for Hanna and Kai, semoga lancar ya nulisnya :D
hehehe thanks. iya gih sana ajukan. siapa tahu cocoks.
DeleteAstagaaaaaaa... Kak Windry emang bener-bener produktif dalam menulis! Saya salut banget... Tahun 2013 ini udah menelurkan buku lagi, dalam rentang waktu yang nggak bisa dibilang jauh... huhuhu. Kapan saya bisa konsisten menulis kayak gitu ya? Share tips dong Kak. ;)
ReplyDeleteAnyway, good luck buat naskah ini!
nggak juga ah. kebetulan aja dua tahun ini lagi lancar menulis. kalau pas capai, ya rehat seperti dulu :D
Deletealur linear itu maksudnya alur maju ya?
ReplyDeleteiya, satu arah.
Deleteawalnya cm iseng baca montase trs penasaran sm novel kak windry uyg lain, tp setelah bc memori, sy jadi jatuh cinta sm tokoh simon dan mahoni jg gaya penulisan kak windry, sukses terus kak, ditunggu novelnya
ReplyDeleteterima kasih sudah baca Memori dan Montase :)
Deleteentah kenapa dipikiran aku nama karakternya melayang ke korea-korea-an ya? hehe
ReplyDeleteaku doakan semoga segera di terbitkan ka :D
btw, udah ga sabar buat beli+baca london nih :)
amin. semoga penerbit suka.
Deleteada juga yang bilang nama mereka berbau Jepang. tapi sebenarnya Hanna diambil dari nama arab dan Kai dari nama hawaii.
sejak membaca Memori, saya kagum sekali sama Kak Windry :) kakak salah satu penulis yang menjadi motivasi dan panutan saya untuk menulis lho :D semangat dan terus menulis, kakak ^^ saya pasti akan baca semua karya Kak Windry :)) jangan lupa bagi-bagi writing tips lagi yaaa, hehehe :p
ReplyDeleteterima kasih. kunjungan kamu ke blog ini juga memotivasi aku :'). selamat menulis yaaa.
DeleteHanna dan Kai .. Hmmm, menarik hati untuk menantinya launch ^^ ..
ReplyDeletemba Win , saya kecantol tulisan dan karya mba setelah saya membaca novel montase dari rujukan seorang teman.. kemudian setelah saya membacanya, saya melihat judul novel mba yang lain.
Mungkin sudah jodoh, ternyata teman saya itu mempunyai ke 4 novel karya mba Win,, saya pinjam semua, sampai akhirnya ...
saya yakin akan selalu menanti novel - novel lain yang akan mba hasilkan...
Saya harap suatu saat saya akan bertemu dengan mba, orang yang membawa saya kealam fiksi yang luar biasa sangat menyenangkan..
dan juga, ketika nanti saya ditanya... siapa penulis buku fiksi yang saya favoritkan..
dengan lantang saya akan menjawab "WINDRY RAMADHINA" ...
Salam kenal ,mba win ^^
salam kenal juga. terima kasih sudah membaca buku-bukuku :'). semoga suatu saat kita bisa bertemu.
DeleteAamiin mba ..
ReplyDeletewah seneng direply comment ku ^^ ..
Entah kenapa ini kalau sudah jadi novel pasti akan membuatku jantuh cinta (lagi)
ReplyDeleteDan yah.. Mbak tahu? Kebetulan banget aku juga lagi nulis dengan salah satu tokoh bernama Kai :D
wah, kebetulan banget. selamat menulis :)
DeleteDitunggu novelnya terbit, Kak xDD
ReplyDeletedoakan saja ya XD
DeleteHalo Windry,
ReplyDeleteMelepas penat setelah mengerjakan deadline artikel untuk pekerjaan dengan cara blog walking ke website para Author itu, rasanya seperti kena guyuran hujan trus mandi dan minum teh hangat :D bikin otak kembali rileks dan hati kembali hangat :)
Selamat ya Wind, semoga Hanna dan Kai -nya cepat bertransformasi menjadi sebuah buku novel yang kembali bergelar best seller :)
Satu hal yang bikin hati kembali hangat adalah, Windry tetap membalas komentar-komentar dari para penikmat novel-novel Windry. Suatu hal yang patut dicontoh oleh para Author lainnya, yang mungkin sudah memegang kata sukses di perjalanan karirnya sebagai seorang Author. Ataupun menjadi inspirasi bagi kita-kita yang pemula.
Jadi pengen buru-buru ke Toko Buku buat beli Memori. :)
Hai, Dee
Deleteterima kasih sudah mampir lagi. maaf baru balas. sebisa mungkin aku menjawab komentar kalian, teman-temanku, walau kadang terlambat gara-gara sering nggak sempat ngecek ^^'.
Hanna-Kai masih proses edit, Dee. mohon doa supaya lancar ya. kutunggu juga bukumu. semoga segera ada di toko.
Penasaraaan! Kapan keluaaar?
ReplyDeletesejujurnya, nggak tahu XD. tapi naskah ini sudah selesai diedit redaksi. harusnya nggak lama lagi (amin!).
DeleteMbak windry,
ReplyDeleteSungguh kebahagiaan bagi saya dapat menemukan blog ini mbak. Oke, sebagai awal percakapan ada baiknya kita berkenalan dulu, Nama saya feni dan saya masih duduk di bangku perkuliahan.
Pertama kali saya mengenal mbak windry, saya dibuat jatuh hati dengan novelnya yang berjudul "Memori" .Terimakasih mbak, karena menurut saya tulisan mbak tidak begitu sulit dipahami dan sangat-sangat tidak membosankan. Sulit bagi saya untuk dapat jatuh hati pada cerita-cerita dalam novel, melalui karakter ataupun cerita, tetapi... novel mbak windry menjadi salah satu novel yang saya suka. Saya tunggu karya-karyanya yg lain.
Semoga tulisan Hanna&Kai ini bisa segera terbit. Dan dapat bergabung dalam kumpulan novel mbak yang lain diatas meja belajar saya^^
Dan, maukah mbak membagi tips tips menulis agar tidak bertemu dengan titik jenuh pada saat menulis cerita yang sedang ditulis? Terkadang ketika saya menulis sesuatu, saya selalu dibuntukan ditengah cerita dan berujung pada draft-draft yang tidak pernah selesai saja:(
saya ingin menjadi penulis seperti mbak!;)
Salam kenal mbak windry :D
salam kenal, Feni. terima kasih sudah mampir ke blogku. biasanya, kalau draf tidak selesai, ada permasalahan di plot. di bagian tips blog ini, ada pembahasan khusus tentang outline. siapa tahu setelah baca itu, kamu bisa lanjut menulis.
DeleteHalo kak Windry, salam kenal :)
ReplyDeleteAku baru tau novel kak windry dari rekomendasi temanku, novel pertama kak windry yang kubaca itu montase. Dan aku langsung jatuh cinta sama gaya menulisnya kak windry. Pas nemu novel london karya kak windry, aku langsung beli tanpa mikir lagi haha >< aku penasaran sama Memori dan Orange, tapi sayangnya di toko buku rata-rata lagi kosong. Kapan nih kak di stock ulang?>< Ditunggu juga novel barunya kak :D
Halo, Nandara. salam kenal :)
DeleteTerima kasih sudah membaca bukuku. Memori masih bisa didapatkan lewat toko buku online. Orang memang tidak ada lagi stoknya. Doakan ya semoga buku itu bisa dicetak lagi.
NGGA SABAAAAAAAAR. semoga cepat selesai editing dan cepat ditemukan di toko buku-toko buku nusantara ya mba :)
ReplyDeleteAMIN!
DeleteHai kak windry, aku main main ke blog kak windry karna kesengsem banget sama novel nya kakak. Dan yaah aku sudah baca novel "Hanna dan Kai" keren deh! Salam kenal kak ^^
ReplyDelete